Keluhan Petani Sawah Tadah Hujan di Balikpapan

  • September 16, 2024
  • 2 min read
Keluhan Petani Sawah Tadah Hujan di Balikpapan

MediaUpdate24.com – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mendengarkan langsung permasalahan dan kebutuhan petani sawah tadah hujan di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, terutama di lahan yang kurang subur. Dalam kunjungannya pada Jumat (13/9/2024), Sudaryono menyatakan komitmen pemerintah untuk meringankan beban petani di kota yang dikenal sebagai Kota Minyak tersebut.

“Kami hadir untuk mendengar dan mencari solusi atas setiap permasalahan yang dihadapi petani, terutama yang mengelola sawah tadah hujan di lahan kurang subur. Jika alat pertanian kurang memadai, kami bantu. Jika kekurangan air, kami sediakan pompa agar kerjaan petani lebih ringan,” ujar Wamentan Sudaryono.

Kunjungan Sudaryono ini berlangsung di kawasan Gunung Binjai, Kecamatan Balikpapan Timur, dalam rangka program Gerakan Peningkatan Indeks Pertanaman Padi di sawah tadah hujan. Dalam program ini, pemerintah berupaya meningkatkan produktivitas pertanian dengan penyediaan pompa air untuk membantu pengairan lahan persawahan yang tergantung pada curah hujan.

Sudaryono menegaskan bahwa Kementerian Pertanian siap mendukung para petani di Balikpapan, sebuah kota yang biasanya lebih dikenal dengan perkembangan bangunan dan fasilitas modern. “Kota Balikpapan bukan hanya soal gedung-gedung megah, tapi juga memiliki potensi pertanian yang harus kita jaga,” tambahnya.

Berdasarkan hasil diskusi, diketahui bahwa luas lahan persawahan di Balikpapan mencapai 97 hektare, dengan sekitar 25 hektare yang sudah digarap oleh petani. Untuk melindungi lahan sawah ini dari alih fungsi lahan, pemerintah daerah telah mengeluarkan peraturan yang melindungi area pertanian tersebut.

Sudaryono juga menyampaikan bahwa lahan pertanian di Balikpapan berpotensi menjadi sumber pangan tidak hanya untuk kota tersebut, tetapi juga bagi Ibu Kota Nusantara (IKN) yang akan segera dibangun di Kalimantan Timur. Namun, tantangan besar masih menghantui petani, termasuk serangan hama, khususnya dari monyet yang merusak tanaman padi.

Selain masalah hama, Wamentan juga menekankan pentingnya regenerasi petani. Banyak generasi muda yang enggan terjun ke sektor pertanian karena dianggap kurang menguntungkan. Untuk menarik minat generasi muda, Sudaryono menyarankan peningkatan produktivitas melalui penyediaan benih unggul dan mekanisasi pertanian yang modern.

“Regenerasi petani perlu diakselerasi. Produktivitas harus ditingkatkan melalui benih yang baik dan alat mekanisasi yang modern agar keuntungan lebih menjanjikan dan bisa menarik minat generasi muda. Petani adalah pahlawan pangan karena mereka menyediakan makanan untuk banyak orang,” tutup Sudaryono.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *